on
artikel
- Get link
- X
- Other Apps
Hai kamu apa kabar?
Seperti senja sore waktu itu, indahnya
sebentar saja lalu gelap
Kamu datang mengajakku jalan dengan sederet
impian, namun tidak ada sama sekali yang diwujudkan, hanya untuk dikenang. 
Aku tahu kalau kamu pernah patah dan gagal
Makanya, aku berusaha untuk menuntunmu
melewati jalan dengan menghindari lubang yang pernah membuatmu patah 
Tapi usahaku usang begitu saja. Tanpa ada
respon, apalagi apresiasi
Apa gunanya dulu kamu berikan aku secawan madu,
namun kamu sendiri malah menumpahkannya
Kamu mengajakku berlari mengejar pelangi, tapi
kamu sendiri tak tahu arah jalannya
Kamu yang mengetuk, membuat aku percaya bahwa akan
ada cerita dengan klimaks kebahagiaan berdua. Nyatanya, belum sampai klimaks,
aku sudah jatuh sendirian. 
Aku berusaha membangun dengan setumpuk narasi
dan diksi agar ceritanya indah, namun kamu hancurkan dengan sikap yang tak
berarah
Tiba-tiba semua menjadi kelam, aku terjatuh
sendirian. 
Aku pilih menepi untuk mengusap air mata yang
jatuh di dalam ruangan yang kosong dan gelap.
Mencoba berdiri tegap dan bersikap, “aku
gapapa kok, ada saatnya semua akan baik-baik saja.”
Aku percaya, pantai yang indah butuh gelombang
ombak untuk menepi. Kapan saja. 
Juni, bersemangatlah kembali. 
Masih ada jalan yang panjang untuk merangkai
narasi dan diksi yang tersisa untuk dilanjutkan menjadi cerita yang indah
Juni, bersemangatlah kembali.
Banyak orang di sekitarku yang ingin melihatku
tersenyum kembali, bukan melihat dukaku saja.