Ketika Anak Bertanya kepada Ayahnya tentang Final Piala Dunia

Haqi menghampiri Ayahnya yang sedang duduk di depan TV, yang sedang khusyu menonton partai final piala dunia 2022. Bocah kelas 5 MI (Madrasah Ibtidaiyah) itu baru bangun dari tidur saat skor Argentina Vs Prancis 2-0.

"Sudah menang Argentina? Baru menit berapa itu, Yah?" Haqi bertanya kepada Ayahnya.

"Babak pertama mau selesai, Le." Ayahnya menjawab sambil ngusap-ngusap rambut anaknya yang memilih tiduran dipangkuannya.

"Lho, Prancis kalah dong, Yah?"

"Belum tentu, Le. Masih ada waktu nanti di babak kedua. Masih ada kesempatan untuk berjuang, Le."

Bocah tersebut kelihatan kecewa, tidak senang melihat angka skor yang menunjukkan Argentina memimpin jalannya pertandingan sementara di partai final.

"Kasihan Mbappe dan teman-temannya ya, Yah?"

"Kok gitu, Le?"

"Itu lho, Yah, lari-lari terus, nyerang terus tapi tidak menelurkan gol. Sampai mandi keringat, Yah"

Mendengar iba terhadap kesebelasan Prancis dari anaknya, sang Ayah pun bingung untuk memilih jawaban yang pas. Mudah diterima oleh anaknya.

"Oh, itu bagus, Le. Berusaha untuk membalas kekalahan dari Argentina. Berjuang itu namanya, Le."

Setelah itu tidak ada percakapan sama sekali di antara keduanya. Mereka sama-sama fokus menonton jalannya pertandingan. Bahkan sampai peluit perpanjangan waktu selesai, mereka tak ada obrolan sama sekali. Hanya ada teriakan waktu ada gol atau peluang dari masing-masing kesebelasan.

"Goooolll... Mbappe. Hattrick, Yah, Mbappe itu, Yah." Haqi berteriak seusai Kylian Mbappe mencetak gol ketiga untuk Prancis dan menahan imbang Argentina.

"Tidak jadi kalah, Yah. Prancis keren ya, Yah?" 

Ayahnya hanya mesam-mesem melihat anaknya teriak, meruahkan kegembiraan melihat tim kesebelasan yang menjadi idolanya tak jadi kalah di tangan Argentina.

Sumber: Google

Lantas Ayahnya berpesan kepada anaknya, Haqi, perjuangan Prancis harus bisa dibuat teladan dalam kehidupan. Jika kita belum mencapai apa yang kita impikan, teruslah berusaha. Sekalipun kita dalam kegagalan. Memang, kesebelasan Prancis awalnya kalah 2-0 atas Argentina, namun mereka terus berlari, berusaha membobol gawang Argentina. Mereka berjuang yang akhirnya bisa menahan imbang Argentina 3-3. Begitulah hidup, selama kita masih ada waktu untuk berusaha, teruslah berusaha. Sekali pun kita dalam kegagalan.

Haqi hanya manggut-manggut mendengar apa yang disampaikan Ayahnya. Ia mendengarkan layaknya mendengar khutbah khotib saat shalat Jum'at.

Obrolan mereka terhenti saat adu pinalti mau dimulai. Mereka berdua terdiam, tatapan mata fokus pada layar TV yang dilengkapi dengan kotak kecil, Set Top Box. Keadaan menjadi hening.

"Issssh.. kok tidak gol ya, Yah. Gitu kan jadinya Prancis gagal juara dunia lagi." Haqi mengadu ke Ayahnya dengan mimik sedih.

Ayahnya hanya bisa mengusap-usap kembali rambut Haqi.

"Sabar, Le. Begitulah kompetisi, Le."

"Prancis sudah hebat kok mainnya. Tapi Argentina yang beruntung tampil menjadi pemenangnya, Le." Imbuhnya.

Lantas, Ayahnya melanjutkan dengan berpesan bahwa ada hal menarik yang bisa diambil ibrah dari proses kemenangan Argentina sebagai juara dunia.

"Kamu tahu tidak, Le, gimana awal laga pembuka Argentina Vs Arab Saudi?"

"Kalah, Yah. Menang Arab, Yah. Sampai-sampai jadi bahan bualan, Yah, tim Argentina itu."

"Terus gimana dengan laga Argentina berikutnya, Le?"

"Menang, Yah. Sampai ini jadi juara."

Ayahnya membetulkan apa yang menjadi jawaban dari Anaknya, Haqi. si Ayah kembali berpesan bahwa ada yang perlu ditiru dalam kehidupan dari fenomena Argentina menjadi juara. Meskipun di awal laga Argentina kalah di luar dugaan banyak orang, kalah di tangan Arab Saudi, dan menjadi bahan bulian, diolok-olok banyak orang, Argentina tetap fokus memperbaiki penampilan untuk menang. Hasilnya seperti yang terlihat sekarang ini, Argentina tampil sebagai juara dunia. Begitulah dengan kehidupan. Jangan berkecil hati saat kita dalam kekalahan, kegagalan. Sekalipun diolok-olok banyak orang. Hiraukan saja. Balas olok-olok dengan tetap berusaha berbenah dan berkarya. Begitulah mental sang jawara.

"Nggih, Yah. Sam'an wa tha'atan, Yah." Lagi-lagi Haqi cuma bisa manggut-manggut mendengarkan apa yang dijelaskan Ayahnya.

Selamat Argentina menjadi juara dunia!!!